oh my,oh my,oh my.. Sudah hampir 4 bulan internship di SDH Daan Mogot. Dua minggu lagi main sekolah-sekolahannya selesai.heee....14 minggu saya simulasi menjadi guru math, apakah saya bertumbuh? hmmm...dari komentar dan feedback mentor,juga dari refleksi harian saya, sepertinya saya mengalami efek roller coster. Ada masa-masa di mana saya sukses,ada juga saya gagal. Tapi bagi saya, it's okay. Selama saya masih belajar, gali pengalaman sebanyak mungkin.
Hmmm...jadi sosok guru muda ternyata tidak gampang. Apalagi ketika diperhadapkan dengan siswa SMA kelas 10 yang rentang usia saya dan mereka hanya terpaut 5-7 tahun. Pergumulan yang cukup berat, karena di satu sisi saya adalah guru mereka yang seharusnya dianggap sebagai orang yang lebih tua oleh mereka. Di lain pihak, dengan rentang usia yang terbilang relatif dekat, saya cenderung masih sepikiran dengan mereka, sehingga lebih asik jika menjadi teman. Dan inilah diri saya, saya berusaha untuk menjadi "teman" bagi mereka, dalam belajar matematika.
Saya bukan tipe orang yang serius. Dalam mengajar saya suka berbagi guyonan, tertawa bersama siswa, dan bersenda gurau. Namun, ternyata menjadi seperti ini adalah pilihan yang cukup sulit. Ketika kita sudah dekat dengan siswa, siswa betul-betul akan menganggap kita sebagai teman, bukan lagi GURU!!! Jarak antara guru dan siswa tidak ada lagi, sekarang mnejadi antarteman. Hal ini yang terus dan terus saya gumulkan. Ketika saya mencoba untuk menjadi teman mereka, saya pun harus tetap menjaga reputasi saya sebagai seorang guru.
Dan inilah yang terjadi selama 4 bulan ini. Saya tahu benar dan sangat sadar, mereka lebih menganggap saya sebagai teman. Saya pun memang terlalu berlebihan dalam berelasi dengan mereka (my fault >,<). Menjelang akhir praktikum ini, saya sedikit menyesali apa yang telah saya bangun. Siswa meminta keringanan, siswa terlalu banyak bercanda di kelas, tertawa dan tidak memperhatikan presentasi guru, dan hal-hal lain yang mereka lakukan yang membuat emosi saya hari ini akhirnya terlampiaskan. Marah depan kelas?? Tidak!! Hanya teguran keras, sedikit luapan emosi yang bisa saya keluarkan. Yang menjadi bagian yang paling tidak mengenakkan adalah hari-hari setelah ini. Saya bingung harus bersikap seperti apa.
But, listen. "Problem, I have big GOD". ^___^
"Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari".
"Kalau marah, cukup sampai ketika matahari terbenam".
Kutipan teks bible di atas menguatkan saya untuk bisa menjalani hari-hari besok, khususnya dua minggu ke depan.
Hmmmmmm.....Dua minggu lagi. Saya ingin menikmati kebersamaan dengan siswa-siswa saya di dua minggu terakhir ini.
I love my students.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar